Selasa, 11 November 2014

KUTIPAN, IBID, OP. CIT, LOC. CIT, BIBLIOGRAFI



KUTIPAN, IBID, OP. CIT, LOC. CIT, BIBLIOGRAFI
Oleh : Shinthia Mustiani (5415117404)

1.1 Latar Belakang
Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur yang baik, hal tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang sangat terkait satu sama lain. Unsur-unsur yang terkait ini tersebut memegang peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa indonesia itu sendiri. Dalam perkembangannya bahasa indonesia saat ini telah mengalami beberapa perubahan, seperti dalam penggunaan ejaan, tata bahasa, penambahan kata-kata baru, dan sebagainya. Dalam hal ini kami berusaha membahas kembali beberapa unsur yang terkait seperti kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka. Pembahasan ini kami latar belakangi karena saat ini hampir sebagian besar penulis sebuah karya atau karangan ilmiah kurang memahami betul kaidah-kaidah yang benar dalam penulisan ketiga unsur tersebut. Oleh sebab itu, kami rasa penting untuk mengingatkan kembali kepada penulis dan pembaca agar memperhatikan sebuah aturan dan kaidah penulisan yang benar.
Dalam suatu penulisan makalah, sumber-sumber yang telah didapat perlu dicantumkan ke dalam sebuah kutipan, catatan kaki maupun bibliografi. Penulisan kutipan, catatan kaki, dan bibliografi yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia harus diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan penulisan makalah. Sebagian besar orang belum memahami dan mempelajari tentang kutipan, catatan kaki, dan bibliografi bahkan mengabaikan tata cara penulisannya karena dianggap tidak begitu penting. Dalam kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan kutipan, catatan kaki, dan bibliografi secara lengkap dan jelas. Dimana pembahasan ini sangat penting bagi kita semua dalam penulisan suatu makalah agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki untuk artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat situsnya, seperti http:/ www.ed.gov./... yang memudahkan pembaca untuk mengakses sumber tersebut.
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti buku dan Graphein: yang berarti menulis, maka kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku. Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.
Untuk memperjelas bahasan ini, kita perlu mengetahui pengertian dari kutipan, catatan kaki dan bibliografi, fungsi, jenis dan contoh dari kutipan, catatan kaki dan bibliografi. membuat kutipan, catatan kaki dan bibliografi.
Dalam menjawab permasalahan di atas, peneliti menerapkan jenis metode penelitian kualitatif, dan teknik pengumpulan datanya dengan teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data keterangan dari buku literature di perpustakaan. Dan selebihnya adalah memperoleh dari sumber lain, seperti internet. Dalam mencari buku dan informasi mengenai kutipan, catatan kaki, dan bibliografi, dibutuhkan kepandaian agar apa yang akan dibahas itu sesuai dengan harapan. Maka dari itu penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber internet dan buku yang berhubungan dengan tema yang akan dibahas.


























LANDASAN ILMU

2.1 Kutipan
2.1.1 Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seseorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, maupun terbitan lain. Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian pendapat, dan kejujuran dalam menggunakan sumber penulisan.[1]
Menurut Bambang Harianto (2007) kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Menurut Keraf (1989) secara garis besar kutipan adalah pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama ketika ekspresi dikutip terkenal atau eksplisit dihubungkan dengan kutipan ke sumber aslinya, dan ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip. Kutipan juga dapat merujuk kepada penggunaan berulang unit bentuk lain ekspresi, terutama bagian dari karya seni: unsur-unsur sebuah lukisan, adegan dari film atau bagian dari suatu komposisi musik.
Kutipan adalah suatu ide pokok, atau sebuah gagasan yang dikutip dari suatu argument atau sebuah karangan. Kutipan ini biasa digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai suatu kata atau kalimat yang berasal dari sumber tertentu. Penggunaan kutipan biasanya diikuti dengan tanda kutip dua (“  “). Kutipan umumnya digunakan untuk memperkuat sebuah informasi agar lebih terpercaya atau terjamin informasi di dalamnya.
2.1.2 Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1)      Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2)      Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3)      Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4)       Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5)       Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6)       Meningkatkan estetika penulisan.
7)     Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka. [2]
2.1.3 Jenis-Jenis Kutipan
a)      Kutipan langsung:              
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya, tidak boleh ada perubahan. Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda (sic!), yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku […..].
Contohnya :
1.   “Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan
2.   Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan”
3.      “Ada informasi pesan singkat yang menyesatkan. Kami akan selediki terus karena sumbernya sudah ada,” kata Kepala Bidang (KABID) HUMAS Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di Jakarta, sabtu (6/3).
b)      Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Kutipan tidak langsung adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal yangdiambil intinya saja. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.
Contohnya :
Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda. Identasi adalah gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan untuk memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh kompilator. Kompilator menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa identasi.
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.
2.2 Catatan Kaki
2.2.1 Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan /bibliografi.
Footnotes  juga merupakan catatan kaki halaman untuk menyatakan sumber kutipan, pendapat, buah pikiran fakta-fakta atau ikhtisar. Footnote dapat juga berisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks. [3]
2.2.2 Fungsi Catatan Kaki
1)      Pengakuan akan sumber informasi
2)      Dukungan argumentasi atau pembuktian
3)      Pembuktian kutipan naskah
4)      Perluasan akan makna dalam naskah
5)      Penunjukan bagian lain dalam naskah bagi pembaca
6)      Penjelasan tambahan bagi penulis
2.2.3 Tujuan Catatan Kaki (footnote)
A.      Catatan kaki dicantumkan untuk memenuhi kode etik yang berlaku
B.      Dapat juga sebagai penghargaan terhadap orang lain yang mungkin berjasa dalam penulisan tersebut
C.      Dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan yang  dipergunakan dalam teks
2.2.4 Cara Penulisan Catatan Kaki
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tata cara penulisan catatan kaki:
a)      Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
b)      Catatan kaki diketik berspasi satu.
c)      Diberi nomor.
d)      Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
e)      Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
f)       Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
g)      Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
h)      Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
i)         Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
j)        Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., merupakan nomor keterangan sebelumnya.
k)      Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
l)        Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
2.2.5 Contoh Catatan Kaki
Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan sumbernya pada catatan kaki.

Ilmu dan Moral
Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan serakah. 1 Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan? 2

...............................................................
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.

Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.
Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
Catatan kaki untuk artikel dan majalah dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).
Perhatikan contoh berikut!
.........................................................
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal.18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal.25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17

Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5 sama dengan nomor 2.
2.3 Bibliografi
2.3.1 Pengertian Bibliografi
Bibliografi (dari bahasa Yunani βιβλιογραφία, bibliographia, secara harfiah "penulisan buku"), sebagai sebuah praktik, adalah buku studi akademis seperti fisik, benda-benda budaya, dalam pengertian ini, juga dikenal sebagai bibliology (dari bahasa Yunani-λογία,-logia).
Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki.
2.3.2 Fungsi Bibliografi
        i.            Bahan rujukan terhadap koleksi perpustakaan
      ii.            Daftar koleksi yang dimiliki perpustakaan
    iii.            Daftar informasi bahan pustaka mengenai suatu bidang kajian tertentu, dan sebagainya.
2.2.3 Unsur-Unsur Bibliografi Dan Contoh Penulisannya
a)      Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b)      Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c)       Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d)       Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.
2.3.3 Penyusunan Bibliografi
a)      Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b)      Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c)      Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d)      Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e)      Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.
2.3.4 Jenis-Jenis Bibliografi
Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi:
A.      Bibliografi deskriptif:
Yaitu bibliografi yang dilengakapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi serta kata kunci dan abstrak yang tertulis.
B.      Bibliografi evaluatif:
Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka. Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan pustaka atau artikel.

Dari segi cakupanya, bibliografi dapat dibagi menjadi:
a)      Bibliografi retrospektif :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka yang telah diterbitkan pada jaman yang lampau. Misalnya “Bibliografi sejarah perang Dipenogoro”
b)      Bibliografi terkini/current :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan yang sedang atau masih terbit saat ini. Contohnya Ulrich’s International Periodicals Directory.
c)      Bibliografi selektif :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan tertentu dengan tujuan tertentu. Misalnya “Buku bacaan terpilih untuk anak usia pra sekolah”.
d)      Bibliografi subjek :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka atau artikel pada bidang ilmu dan subjek tertentu. Misalnya “Bibliografi khusus ternak kelinci”.
e)      Bibliografi nasional :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan suatu negara atau daerah regional tertentu. Contohnya “Bibliografi Nasional Indonesia”. Penentuan cakupan/topik suatu bibliografi ditentukan berdasarkan berbagai pertimbangan antara lain :
 i.      Permintaan pengguna
 ii.      Topik yang sedang berkembang atau yang banyak diperlukan saat itu.
 iii.      Dokumentasi koleksi yang dimiliki.
 iv.      Mandat instansi
2.3.5 Bagian-Bagian Bibliografi
Suatu deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari :
1.      Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan dideskripsikan
2.      Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan korporasi.
3.      Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi tersebut berada.
4.      Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota terbit, nama terbit, dan tahun terbit.
5.      Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan.
6.      Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak.
7.      Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number, perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya.
2.3.6 Contoh Bibliografi
1.      Buku sebagai sumber acuan
urutan penyebutannya adalah
a.      Nama pengarang
b.      tahun terbit
c.       Judul buku
d.      Tempat terbit
e.      Nama penerbit

Setiabudi, A.N. 1985. Cakrawala Nusantara. Jakarta : Gramedia. Depdikbud 1989. Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan, Jakarta : Balai Pustaka.

2.   Majalah sebagai sumber acuan
a.      Nama Pengarang
b.      Tahun terbit
c.       Judul artikel
d.      Nama majalah
e.      No majalah
f.        Bulan terbit
g.      Tahun terbit

Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” Insert Media, 12 (Desember IV). Jakarta

3.      Surat Kabar sebagai acuan
a.      Nama Pengarang
b.      Tahun terbit
c.       Judul artikel
d.       Nama surat kabar
e.      Tanggal terbit
f.        Tempat terbit

Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” Poskota, 2 November 1988 . Jakarta.
4.      Antologi Sebagai acuan
a. Nama Pengarang
b. Tahun terbit karangan
c. Judul karangan
d. Nama Editor
e. Judul antologi
f. Tempat terbit
g. Nama penerbit

Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” Kasus Retorika Indonesia. dalam Kaswati Purwo (ed), perjuangan pejuang. Jakarta : Univ Gunadarma.

5.     Internet sebagai sumber
Setiabudi, A.N. 1985. “Kereta maglev masa depan” Wikipedia (online), jilid 5,  No.4, (http://www.atmasetya.com, di akses 15 November 2001)







SIMPULAN



























DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
H.S., Widjono dan Sintowati Rini Utami.2003.Bahasa Indonesia:Materi Ajar Mata Kuliah Pengembang Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta:Jurusan MKU Universitas Negeri Jakarta
Parera, Jos. Daniel.1987.Menulis Tertib dan Sistematik.Jakarta:Erlangga
Suyitno, Imam.2011.Karya Tulis Ilmiah.Bandung:PT Refika Aditama
S.Nasution dan M.Thomas.2009.Buku Penuntun Membuat Tesis, Skrips, Disertasi, Makalah.Jakarta:PT Bumi Aksara
Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai.2009.Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Akademika Pressindo









[1] H.S., Widjono dan Sintowati Rini Utami, Bahasa Indonesia : Materi Ajar Mata Kuliah Pengembangkepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Jurusan MKU Universitas Negeri Jakarta, 2003), halaman 76
[2] Ibid, halaman 76
[3] S.Nasution dan M.Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2009), halaman 35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar