KUTIPAN,
IBID, OP. CIT, LOC. CIT, BIBLIOGRAFI
Oleh
: Shinthia Mustiani (5415117404)
1.1
Latar Belakang
Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang
mempunyai struktur yang baik, hal tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang
sangat terkait satu sama lain. Unsur-unsur yang terkait ini tersebut memegang
peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa indonesia itu sendiri. Dalam
perkembangannya bahasa indonesia saat ini telah mengalami beberapa perubahan,
seperti dalam penggunaan ejaan, tata bahasa, penambahan kata-kata baru, dan
sebagainya. Dalam hal ini kami berusaha membahas kembali beberapa unsur yang
terkait seperti kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka. Pembahasan ini kami
latar belakangi karena saat ini hampir sebagian besar penulis sebuah karya atau
karangan ilmiah kurang memahami betul kaidah-kaidah yang benar dalam penulisan
ketiga unsur tersebut. Oleh sebab itu, kami rasa penting untuk mengingatkan
kembali kepada penulis dan pembaca agar memperhatikan sebuah aturan dan kaidah
penulisan yang benar.
Dalam suatu penulisan makalah, sumber-sumber yang
telah didapat perlu dicantumkan ke dalam sebuah kutipan, catatan kaki maupun
bibliografi. Penulisan kutipan, catatan kaki, dan bibliografi yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia harus diketahui terlebih dahulu
sebelum melakukan penulisan makalah. Sebagian besar orang belum memahami dan
mempelajari tentang kutipan, catatan kaki, dan bibliografi bahkan mengabaikan
tata cara penulisannya karena dianggap tidak begitu penting. Dalam kesempatan
kali ini, kami akan menjelaskan kutipan,
catatan kaki, dan bibliografi secara lengkap dan jelas. Dimana
pembahasan ini sangat penting bagi kita semua dalam penulisan suatu makalah
agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum
mengetahui maksudnya apa. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil
dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan
itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah,
internet, dan lain sebagainya.
Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah
pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil
daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah
pokok. Catatan kaki untuk artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama
pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat
situsnya, seperti http:/ www.ed.gov./... yang memudahkan pembaca untuk
mengakses sumber tersebut.
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan
akar kata Biblion: yang berarti buku dan Graphein: yang berarti menulis, maka
kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku. Dalam hal ini maka
bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman
tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik
berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan
bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah
buku/pustaka yang pernah diterbitkan.
Untuk memperjelas bahasan ini, kita perlu mengetahui
pengertian dari kutipan, catatan kaki dan bibliografi, fungsi, jenis dan contoh
dari kutipan, catatan kaki dan bibliografi. membuat kutipan, catatan kaki dan
bibliografi.
Dalam menjawab permasalahan di atas, peneliti
menerapkan jenis metode penelitian kualitatif, dan teknik pengumpulan datanya
dengan teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan mengambil data keterangan dari buku literature di
perpustakaan. Dan selebihnya adalah memperoleh dari sumber lain, seperti
internet. Dalam mencari buku dan informasi mengenai kutipan, catatan kaki, dan
bibliografi, dibutuhkan kepandaian agar apa yang akan dibahas itu sesuai dengan
harapan. Maka dari itu penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber internet
dan buku yang berhubungan dengan tema yang akan dibahas.
LANDASAN ILMU
2.1 Kutipan
2.1.1
Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari
seseorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang
terdapat dalam buku, jurnal, maupun terbitan lain. Kutipan ditulis untuk
menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian pendapat, dan kejujuran dalam
menggunakan sumber penulisan.[1]
Menurut Bambang
Harianto (2007) kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari
berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Kutipan
adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Menurut Keraf (1989)
secara garis besar kutipan adalah pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari
yang lain, terutama ketika ekspresi dikutip terkenal atau eksplisit dihubungkan
dengan kutipan ke sumber aslinya, dan ditandai oleh (diselingi dengan) tanda
kutip. Kutipan juga dapat merujuk kepada penggunaan berulang unit bentuk lain
ekspresi, terutama bagian dari karya seni: unsur-unsur sebuah lukisan, adegan
dari film atau bagian dari suatu komposisi musik.
Kutipan adalah suatu
ide pokok, atau sebuah gagasan yang dikutip dari suatu argument atau sebuah
karangan. Kutipan ini biasa digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai
suatu kata atau kalimat yang berasal dari sumber tertentu. Penggunaan kutipan
biasanya diikuti dengan tanda kutip dua (“ “). Kutipan umumnya digunakan
untuk memperkuat sebuah informasi agar lebih terpercaya atau terjamin informasi
di dalamnya.
2.1.2 Fungsi
Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari
kutipan adalah sebagai berikut :
1)
Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2)
Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3)
Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4)
Memudahkan pembedaan data pustaka dan
ketergantungan tambahan.
5)
Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan
referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.
[2]
2.1.3
Jenis-Jenis Kutipan
a)
Kutipan langsung:
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya, tidak
boleh ada perubahan. Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda
(sic!), yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak
bertanggung jawab atas kesalahan itu. Demikian juga kalau kita menyesuaikan
ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu
menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan
disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang
salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku […..].
Contohnya :
1. “Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas
beraneka ragam keampuhan. Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa
penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini hanya dapat
dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat solusi sendiri, coba
eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan
2. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat
kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah
tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan”
3. “Ada informasi pesan singkat yang
menyesatkan. Kami akan selediki terus karena sumbernya sudah ada,” kata Kepala
Bidang (KABID) HUMAS Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di
Jakarta, sabtu (6/3).
b) Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Kutipan tidak langsung adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang
pengarang/pembicara/orang terkenal yangdiambil intinya saja. Kutipan tidak
langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda
petik.
Contohnya :
Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk
diikuti. Identasi berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok
yang berbeda. Identasi adalah gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara
teknis, sehingga digunakan untuk memperjelas pembacaan program oleh pemrogram,
bukan oleh kompilator. Kompilator menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa
identasi.
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan
pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang
dikatakan penulis.
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan
pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang
dikatakan penulis.
2.2 Catatan
Kaki
2.2.1 Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap
lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk
memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai
pedoman penyusunan daftar bacaan /bibliografi.
Footnotes juga merupakan catatan
kaki halaman untuk menyatakan sumber kutipan, pendapat, buah pikiran
fakta-fakta atau ikhtisar. Footnote dapat juga berisi komentar mengenai suatu
hal yang dikemukakan di dalam teks. [3]
2.2.2 Fungsi Catatan Kaki
1)
Pengakuan akan
sumber informasi
2)
Dukungan
argumentasi atau pembuktian
3)
Pembuktian
kutipan naskah
4)
Perluasan akan
makna dalam naskah
5)
Penunjukan
bagian lain dalam naskah bagi pembaca
6)
Penjelasan
tambahan bagi penulis
2.2.3 Tujuan Catatan
Kaki (footnote)
A.
Catatan kaki
dicantumkan untuk memenuhi kode etik yang berlaku
B.
Dapat juga
sebagai penghargaan terhadap orang lain yang mungkin berjasa dalam penulisan
tersebut
C.
Dipergunakan
untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan yang dipergunakan dalam teks
2.2.4 Cara
Penulisan Catatan Kaki
Berikut adalah
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tata cara penulisan catatan kaki:
a)
Catatan kaki
harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari
margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
b)
Catatan kaki
diketik berspasi satu.
c)
Diberi nomor.
d)
Nomor catatan
kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
e)
Jika catatan
kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti
margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
f)
Jika catatan
kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang
lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
g)
Jarak baris
terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
h)
Keterangan
yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong
tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
i)
Jika
keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan
nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan
kaki.
j)
Jika ada
keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit.,
merupakan nomor keterangan sebelumnya.
k)
Jika
keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan
loc.cit.
l)
Untuk
keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip
daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
2.2.5 Contoh
Catatan Kaki
Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki yang digunakan pada buku Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula
nomor pada teks dan keterangan sumbernya pada catatan kaki.
Ilmu dan Moral
Penalaran otak orang
itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka
itu curang dan serakah. 1 Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh
menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita
menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah
manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka
dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka
makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita
memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku
guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya
ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan? 2
...............................................................
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
Bagi penulis,
penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara
Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat
catatan kaki. Akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan
mengetahui sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian
akhir buku.
Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul
buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring),
nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik
dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung
dan diakhiri dengan titik).
Catatan kaki untuk artikel
dan majalah dimulai dengan nama
pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal
penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada
catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis
sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda.
Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit.
(singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah
disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).
Perhatikan contoh berikut!
.........................................................
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal.18.
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal.18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar
Baru, 1986), hal.25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17
Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5 sama dengan nomor 2.
2.3 Bibliografi
2.3.1
Pengertian Bibliografi
Bibliografi (dari bahasa Yunani βιβλιογραφία, bibliographia, secara harfiah
"penulisan buku"), sebagai sebuah praktik, adalah buku studi akademis
seperti fisik, benda-benda budaya, dalam pengertian ini, juga dikenal sebagai bibliology (dari bahasa
Yunani-λογία,-logia).
Dalam hal ini maka
bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman
tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik
berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki.
2.3.2 Fungsi
Bibliografi
i.
Bahan rujukan
terhadap koleksi perpustakaan
ii.
Daftar koleksi
yang dimiliki perpustakaan
iii.
Daftar
informasi bahan pustaka mengenai suatu bidang kajian tertentu, dan sebagainya.
2.2.3
Unsur-Unsur Bibliografi Dan Contoh Penulisannya
a)
Nama
Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b)
Judul Buku, termasuk
judul tambahannya.
c)
Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun
terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku
tersebut.
d)
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul
artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.
2.3.3 Penyusunan Bibliografi
a)
Nama pengarang
diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b)
Jika tidak ada
nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c)
Jika untuk
seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi kedua
dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan
garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d)
Jarak antara
baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara
pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e)
Baris pertama
dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus
dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.
2.3.4
Jenis-Jenis Bibliografi
Dari segi cara
penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi:
A.
Bibliografi
deskriptif:
Yaitu
bibliografi yang dilengakapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran fisik
yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau
majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi serta
kata kunci dan abstrak yang tertulis.
B.
Bibliografi
evaluatif:
Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan
pustaka. Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan
pustaka atau artikel.
Dari segi cakupanya, bibliografi dapat dibagi menjadi:
a)
Bibliografi
retrospektif :
Yaitu jenis
bibliografi yang mencatat bahan pustaka yang telah diterbitkan pada jaman yang
lampau. Misalnya “Bibliografi sejarah perang Dipenogoro”
b)
Bibliografi
terkini/current :
Yaitu jenis
bibliografi yang mencatat terbitan yang sedang atau masih terbit saat ini.
Contohnya Ulrich’s International Periodicals Directory.
c)
Bibliografi
selektif :
Yaitu jenis
bibliografi yang mencatat terbitan tertentu dengan tujuan tertentu. Misalnya “Buku
bacaan terpilih untuk anak usia pra sekolah”.
d)
Bibliografi
subjek :
Yaitu jenis
bibliografi yang mencatat bahan pustaka atau artikel pada bidang ilmu dan
subjek tertentu. Misalnya “Bibliografi khusus ternak kelinci”.
e)
Bibliografi
nasional :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan suatu negara atau daerah
regional tertentu. Contohnya “Bibliografi Nasional Indonesia”. Penentuan
cakupan/topik suatu bibliografi ditentukan berdasarkan berbagai pertimbangan
antara lain :
i.
Permintaan pengguna
ii.
Topik yang sedang berkembang atau yang banyak diperlukan saat itu.
iii.
Dokumentasi koleksi yang dimiliki.
iv.
Mandat instansi
2.3.5
Bagian-Bagian Bibliografi
Suatu deskripsi
bibliografi biasanya terdiri dari :
1. Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan
dideskripsikan
2. Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau
pengarang badan korporasi.
3. Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau
judul buku dimana informasi tersebut berada.
4. Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota
terbit, nama terbit, dan tahun terbit.
5. Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman
lokasi artikel ditemukan.
6. Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak.
7. Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan,
kode call number, perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya.
2.3.6 Contoh
Bibliografi
1. Buku
sebagai sumber acuan
urutan penyebutannya
adalah
a.
Nama pengarang
b.
tahun terbit
c.
Judul buku
d.
Tempat terbit
e.
Nama penerbit
Setiabudi, A.N. 1985. Cakrawala Nusantara. Jakarta :
Gramedia. Depdikbud 1989. Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan, Jakarta : Balai
Pustaka.
2. Majalah sebagai
sumber acuan
a.
Nama Pengarang
b.
Tahun terbit
c.
Judul artikel
d.
Nama majalah
e.
No majalah
f.
Bulan terbit
g.
Tahun terbit
Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai
Pahlawan” Insert Media, 12 (Desember IV). Jakarta
3. Surat
Kabar sebagai acuan
a.
Nama Pengarang
b.
Tahun terbit
c.
Judul artikel
d.
Nama surat
kabar
e.
Tanggal terbit
f.
Tempat terbit
Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai
Pahlawan” Poskota, 2 November 1988 . Jakarta.
4. Antologi
Sebagai acuan
a. Nama Pengarang
b. Tahun terbit karangan
c. Judul karangan
d. Nama Editor
e. Judul antologi
f. Tempat terbit
g. Nama penerbit
Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai
Pahlawan” Kasus Retorika Indonesia. dalam Kaswati Purwo (ed), perjuangan
pejuang. Jakarta : Univ Gunadarma.
5. Internet sebagai sumber
Setiabudi, A.N. 1985. “Kereta maglev masa depan”
Wikipedia (online), jilid 5, No.4, (http://www.atmasetya.com, di akses 15
November 2001)
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
H.S., Widjono dan Sintowati Rini Utami.2003.Bahasa Indonesia:Materi Ajar Mata Kuliah Pengembang Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta:Jurusan MKU Universitas Negeri Jakarta
Parera, Jos. Daniel.1987.Menulis
Tertib dan Sistematik.Jakarta:Erlangga
Suyitno, Imam.2011.Karya Tulis
Ilmiah.Bandung:PT Refika Aditama
S.Nasution dan M.Thomas.2009.Buku
Penuntun Membuat Tesis, Skrips, Disertasi, Makalah.Jakarta:PT Bumi Aksara
Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai.2009.Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Akademika
Pressindo
[1] H.S., Widjono dan Sintowati Rini Utami, Bahasa Indonesia : Materi Ajar Mata Kuliah Pengembangkepribadian di
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Jurusan MKU Universitas Negeri Jakarta, 2003),
halaman 76
[2] Ibid, halaman 76
[3] S.Nasution dan M.Thomas, Buku
Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah, (Jakarta:PT Bumi
Aksara,2009), halaman 35